Jumat, 05 Februari 2010

Saturday, February 06, 2010

p

Pekerja Lokal Kabupaten Dioptimalkan

BREBES - Sebagai upaya mengurangi angka pengangguran, pelaksanaan pembangunan proyek diharapkan dapat mengambil tenaga lokal. Hal ini disampaikan Bupati Brebes Indra Kusuma melalui Asisten II Heru Prastito dalam sambutannya di Musyawarah Cabang (Muscab) II Gapeksindo Kabupaten Brebes di Aula Islamic Center, Jalan Yos Sudarso, Brebes, jumat (5/2).

Aspek lain yang tidak kalah penting dalam pengerjaan suatu proyek, lanjutnya, dengan memperhatikan aspek lingkungan. Lingkungan yang ada itu, menurutnya, wajib dijaga kelestariannya agar semua ekosistem yang ada tidak terganggu. ’’Perlu kami sampaikan, agar dalam pembangunan penting kiranya memperhatikan aspek lingkungan. Jangan mengaibakan daerah sekitar," kata Heru mantap.

Sejumlah program yang digulirkan di tahun 2011 di antaranya, sistem lelang tak lagi menggunakan pola konvensional seperti yang selama ini berlangsung. Sebaliknya, untuk lelang suatu proyek menggunakan sistem elektronik. ’’Kalau selama ini modalnya stempel, nantinya pakainya itu laptop. Lelang elektronik ini berlaku untuk lelang dengan nilai tertentu, dan diberlakukan tahun depan," jelasnya.

Ketua Panitia Muscab Edy Dwi Susyanto yang sekaligus direktur CV Dwi Berlian Utama Kabupaten Brebes berharap, agenda Muscab menghasilkan ketetapan yang berguna bagi arah dan perkembangan organisasi lima tahun ke depan. ’’Saya kira, inilah yang penting dari agenda Muscab adalah bagaimana program lima tahun ke depan," kata Edi






Tak Pernah Menikmati Aliran Listrik dan Jalan Beraspal

HIDUP tanpa fasilitas memadai sangat dirasakan 650 warga Pedukuhan Banjangsari, Randusanga Kulon, Kabupaten Brebes. Sekalipun masuk kecamatan kota, namun masyarakat di sini seperti terasing atau terpisah dengan daerah sekitar.

Pedukuhan Banjangsari dihuni 13 kepala keluarga (KK). Tempat tinggal mereka persis di bawah bantaran Sungai Pemali. Sedang jarak dengan pedukuhan lain, -seperti Sigempol, Kedunguter, dan Kali Kamal- sekitar 4 km, dengan harus melewati area petambakan.

Yang mencolok, di wilayah ini tak satupun berdiri tiang listrik. Selain itu, di sepanjang ruas jalan yang diada, tak sedikitpun aspal menempel alias semuanya tanah. Sejauh ini akses jalan yang bisa dilewati hanyalah jalan setapak. Setiap kali turun hujan, kondisi jalan akan becek. ’’Sedih Mas kalau memperhatikan kondisi yang ada," kata Rosidi (45), warga setempat.

Jika malam hari, dibanding daerah lain, untuk aliran listrik diambilkan dari diesel yang dikelola warga. Selama puluhan tahun, warga belum menikmati listrik pemerintah. ’’Listriknya dari diesel, sampai jam 12 malam. Setelah itu, gelap gulita. Minyak tanah harganya mahal. Sedih Mas, sedih," tutur Ratmi (45), pedagang gorengan.

Sedangkan untuk kebutuhan air minum, diperoleh warga dari sumur resapan. Jika secara mendadak diesel mati, menurut Ratmi, keadaan wilayah ini benar-benar gelap gulita. Padahal, jarak rumah Ratmi dengan Pendopo Bupati Brebes kurang lebih hanya 6 km. Tapi inilah keadaan yang harus dinikmati seluruh warga di wilayah ini. Mata pencaharian warga Banjangsari sebagian besar sebagai buruh tani. Sebagian lagi, bekerja sebagai nelayan tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar